Kamis, 05 Maret 2009

KONSISTENSI & KESEDERHANAAN LOGIKA

Suatu ketika, saya mendengar kisah seorang gadis kecil penjaja kue yang demikian luarbiasa. Saat itu siang hari, ketika serombongan pejabat memasuki sebuah restoran di daerah Pecenongan Jakarta untuk makan siang. Mereka masuk restoran, mengambil tempat duduk dan mulai membaca menu makanan ketika tiba-tiba beberapa pedagang asongan menyerbu masuk ke restoran dan berebut menawarkan dagangannya.

Agak terganggu dengan kehadiran para pedagang asongan ini, beberapa pejabat itu segera merogoh uang receh dan langsung memberikannya kepada mereka, dan…. benar saja merekapun langsung menghambur pergi semuanya, kecuali satu orang.

Gadis kecil itu masih menawarkan kue dagangannya tanpa menghiraukan uang receh yang diulurkan kepadanya. Maka sang pejabat inipun segera mengganti uang receh itu dengan selembar kertas seribu rupiah, mengulurkan dengan malas kepada penjaja kue ini. Tetapi aneh, penjaja kue kecil ini masih tidak bergeming dan terus merayu agar kue dagangannya dibeli. Situasi itu segera saja menarik perhatian seluruh teman-teman sang pejabat dan merekapun mulai memperhatikan keduanya. Dengan serius kemudian bapak pejabat tadi mengganti pemberiannya dengan selembar uang lima ribu rupiah dan menyodorkannya kembali sambil berharap anak ini segera pergi meninggalkannya. Rupanya, ia gagal karena gadis kecil yang tampak lugu ini masih tidak bergeming dan semakin serius menawarkan kue-kuenya. Rasa penasaran membuat bapak pejabat ini segera memilih pecahan sepuluh ribu rupiah dari dompetnya dan menjelaskan bahwa uang itu berarti hampir sama dengan separoh dari nilai seluruh dagangan sang penjaja kue, dan ia tak hendak meminta satu kue-pun sebagai gantinya. Tapi gadis kecil itupun masih menolaknya..! Dengan keheranan bapak pejabat ini – yang ramai ditimpali pula oleh rekan-rekannya – bertanya : “mengapa engkau menolaknya, wahai adik kecil..!!?”. Maka dengan ringan dan demikian lugu ia menjawab : “Ibu menyuruh saya mencari uang dengan menjual kue, dan saya tidak boleh meminta-minta..!. Semuapun terperanjat dengan jawaban yang tak mereka duga-duga sebelumnya, maka dengan penuh keharuan rombongan pejabat tadi segera memborong semua kue-kue yang dijajakan gadis kecil itu, sambil memaksakan uang tambahan yang mereka bilang sebagai bonus atas kebaikan sikapnya.

Wahai sahabatku..

Gadis kecil itu tidak mau menerima uang pemberian adalah karena sebuah prinsip yang menjadi kehormatan dirinya. Konsistensi telah memberikan ‘class’ pada mentalitas kepribadiannya.Hal inilah yang kemudian membedakan dirinya dengan yang lain. Bukankah, mentalitas yang memang akan selalu memberikan keistimewaan, ‘class’ dan keterhormatan – bahkan ketika ia dalam kebersahajaan fisik, harta maupun pengetahuan.

Wahai sahabatku..

Kemuliaan sikap, sungguh telah ia tampilkan dengan demikian sederhana, karena ia memang tidak membutuhkan ‘kemewahan’ intelektual untuk menganalisa dan membedah pilihan-pilihan bagi respon terbaiknya…

Selalu saja, pada akhirnya yang kita butuhkan ternyata hanyalah sebuah prinsip – yang karenanya ia demikian sederhana - untuk menjadi logika tindakan bagi semua sikap-sikap kita. Prinsip adalah norma-norma jiwa, dan konsistensi adalah mentalitas yang menjaganya. Orang-orang menyebutnya sebagai kepolosan dan keluguan yang sebenarnya adalah kejujuran & keihlasan yang bersih dari prasangka atau kelicikan logika materialistik semacamnya.

Wahai sahabatku..

Demikianlah, bahwa prinsip – prinsip itu selalu meringkas kerumitan logika, memisahkannya dari bias ego & syahwat kita. Dan ketahuilah, bahwa prinsip-prinsip itu telah Allah tanamkan di semua dada-dada kita. Anda akan selalu menemukannya jika anda benar-benar mencari dan menggali hati, dan jangan sekali-kali melibatkan logika disana.. karena ini memang tentang hal-hal luar biasa, yang sungguh di luar logika manusia pada umumnya.

Wahai sahabatku..

Barangkali inilah rahasia dari kesederhanaan berlogika yang kita menyebutnya sebagai keluguan & kepolosan - yang ia sungguh adalah hasil dari sebuah ketajaman.

Duhai, betapa ringannya sebuah konsistensi bagi jiwa-jiwa yang polos, lugu dan tajam ..seperti milik gadis kecil itu..!!

Tidak ada komentar: