Selasa, 27 Januari 2009

GERAKAN dalam GERAKAN

“ Dan berpegangteguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu dengan nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-NYa kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung ”

Merenungi kalimat suci, akan selalu menghadirkan kesadaran juga inspirasi..

Keindahan bait nya yang selalu berpadu dengan kekuatan makna hingga tuntunan langkah bahkan dengan semua urutan-urutannya.. sungguh keajaiban yang membawa berkah bagi semua penyimaknya..

Dua cahaya pada QS.3:103 – 104, demikian sempurna menggugah kita tentang betapa niscayanya sebuah keutuhan, betapa darurat & pentingnya sebuah inisiatif… untuk upaya perbaikan dan penyempurnaan, saya lebih suka menyebutnya sebagai inisiatif perubahan, gerakan kemajuan atau gerakan kebangkitan..

Inisiatif itu, yang merupakan upaya perbaikan & perubahan tentu saja tidak hanya menjadi keniscayaan bagi sebuah bangsa bahkan ia menjadi keharusan bagi gerakan perubahan itu sendiri..

Bahwa kalimat : “..dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan..” - adalah postulat suci yang berlaku pada semua entitas, termasuk entitas gerakan perubahan itu sendiri - yaitu hadir, lahir dan munculnya orang-orang yang selalu mengambil inisiatif & menjadi motor, membuat gerakan dalam tubuh pergerakan..

Benar sahabatku, semua entitas perubahan selalu membutuhkan GERAKAN dalam GERAKAN..!!

GERAKAN dalam GERAKAN akan menjamin sebuah pergerakan untuk TERUS BERGERAK MAJU menuju pada kondisi ideal yang diinginkannya – sebagaiman QS. 3 : 104 – harus selalu ada ada dalam tubuh pergerakan ini sekelompok kecil yang membuat arus, mengakselerasi harakah menuju tujuan-tujuannya. .

GERAKAN dalam GERAKAN bukanlah gerakan separatis, hanya saja ia memang ARUS yang JAUH LEBIH KUAT daripada genangan air yang merambat disekitarnya, yang BERGEJOLAK JAUH LEBIH HEBAT daripada kelesuan semangat dalam menyambut tantangan kepahlawanan yang dibutuhkan jamannya..

GERAKAN dalam GERAKAN hanya akan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki mimpi-mimpi yang JAUH LEBIH BESAR daripada sekedar keinginan-keinginan dan kemajuan-kemajuan kecil orang-orang disekitarnya ..

Oleh karena itu mereka selalu tahu dan sadar, bahwa GERAKAN dalam GERAKAN akan selalu tampak EXTREM dilingkungan para pejuang yang biasa-biasa saja, begitu juga dimata mereka yang telah lelah..!!

GERAKAN dalam GERAKAN...adalah tanda-tanda abadi KEBANGKITAN. .!!!

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 26 Januari 2009

MERENUNG

Merenung adalah aktifitas berpikir mendalam (deep thinking), yang sungguh berbeda dengan melamun & termenung. Perbedaan besarnya adalah pada aspek kesadaran.

Melamun & termenung adalah gambaran tentang kondisi hanyutnya sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan efektifitasnya karena memang sedang out of control.. walaupun kondisi out of control ini selalu ada saja penggemar & penikmatnya di dunia ini.

Berbeda dengan keduanya, merenung adalah aktifitas berpikir mendalam dengan penuh kesadaran (deep thinking) dan ia adalah tradisi semua orang-orang besar..

Kebanyakan dari kita mungkin telah terbiasa berpikir evaluatif atas peristiwa masa lalu untuk menarik hikmah & pelajaran, tetapi saya mengusulkan agar kita juga membuat sebuah ritual untuk perenungan yang lebih bersifat kontapelatif..

Bukan menganalisa peristiwa tetapi sebuah ritual untuk mempertanyakan ulang semua hubungan-hubungan yang kita lakukan..
Yaitu mempertanyakan kembali dalam ruang kesadaran kita, hubungan kita dengan Sang Pencipta, hubungan kita dengan orang tua, hubungan kita dengan istri /suami, hubungan dengan anak-anak...hubungan kita dengan pekerjaan, dengan masyarakat, negara...dsb

Dengan mempertanyakan ulang semua hubungan yang ada maka akan lahir sebuah kesadaran baru tentang hakekat keberadaan mereka semua... dalam kehidupan kita.

Tuhan kita tentu saja adalah tuhan yang lama dan istri kita pun adalah istri yang lama, tapi kita akan memandangnya dengan kesadaran-kesadaran yang baru...

Setiap kali saya melakukan ritual perenungan itu, antara pk.08.00 - 09.30 di sudut favorit ruang kerja saya, dengan pencahayaan yang agak redup, dalam keheningan itu.. maka seolah kehidupan ini, baru kembali dihadirkan.. maka tiba-tiba, dorongan untuk menyapa istri dan mengungkapkan kata-kata cinta " I Love You.." dengan nada seperti pengantin baru selalu menjadi kejutan indah... ya, kesadaran cinta yang baru..

Tentu saja, komitmen-komitmen hubungan yang tampak baru itu..menguat kembali seperti diawal-awal semangatnya, optimisme kembali menyeruak, hati pun bening, logika telah jernih, jiwa kan kuat menggelora..

Kesadaran-kesadaran baru atas hubungan-hubungan yang ada pun akan menguak cakrawala kita untuk menemukan hakekat peristiwa dengan seluruh benang merahnya atau sekedar ide-ide dan gagasan luarbiasa.. yang tampak sederhana di awalnya.

Ya benar sahabatku, perubahan dan kebangkitan yang akan selalu menjadi buahnya..

Saya rasa, setiap muslim yang baik, semua aktifis yang bersemangat dan para pemilik obsesi-obsesi besar perlu ritual ini.. yang telah menjadi tradisi seluruh orang-orang besar..

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 23 Januari 2009

KEZUHUDAN

Diawali kisah 2 orang pedagang, saya mendapatkan kesadaran baru tentang kuzuhudan.

Seorang penjual gorengan di pasar Tanah Abang Jakarta, dengan gerobak rodanya menjual tahu, tempe, singkong dan pisang molen. Demikian tekun ia bekerja sejak matahari belum terbit - untuk berbelanja bahan-bahan jualannya di pasar yang cukup jauh, demi mendapatkan harga murah yang akan memperbesar keuntungannya. Karenanya shalat subuh tak lagi jadi kebiasaannya. Dan karena ia merangkap bagian produksi (menggoreng) sekaligus marketing dan kasir , ditambah dengan karakter pembeli yang suka gorengan hangat membuat ia menjadi sangat sibuk dan ‘terpaksa’ shalat dhuhur & asar bahkan maghrib sering menjadi korban kegigihannya..

Di tempat yang sama, pasar Tanah Abang , seorang pemilik 10 kios yang menjual kain & pakaian dengan 50 orang karyawan, tampak tidak terlalu sibuk bekerja, dan dengan ringan ia segera menyambut semua panggilan adzan sambil mengingatkan seluruh karyawannya untuk shalat bergantian. Ia juga tekun berbisnis sambil terus menjaga waktu shalatnya.


Pertanyaannya, siapakah diantara 2 pedagang ini yang lebih ‘kemaruk’ dunia ? – rasanya sang penjual gorengan bukan.. Siapakah yang lebih zuhud terhadap dunia ? – kayaknya sang pemilik 10 kios kan..

Zuhud terhadap dunia adalah masalah keterikatan hati dengan dunia hingga melupakan akherat, zuhud itu tidak ada hubungan sama sekali dengan QUANTITY asset yang dimiliki seseorang, zuhud itu hanya berhubungan dengan POSISI keduniaan itu, apakah ditangan ataukah menguasai hati..

Oleh karena itu Rasulullah saw mengungkapkan : “kefakiran itu mendekatkan pada kekufuran..”

Bahwa kemiskinan itu justru sering membuat orang tidak mampu bersikap zuhud – membuat hajat keduniaannya meluap-luap hingga mendominasi hati dan sebagian besar waktunya dan tinggal sedikit waktu untuk Rabb-nya. . sebagian tukang becak & tukang parker menunjukkan faktanya

Walaupun tidak sedikit orang kaya yang juga tidak mampu bersikap zuhud – keserakahan terhadap dunia membuatnya terus kehausan dan menghabiskan seluruh umurnya untuk menumpuk-numpuk dan menimbun harta..sebagaimana dijelaskan dalam QS. At Takatsur – gambaran orang-orang kaya yang bermental miskin, karena yang miskin adalah jiwanya..

Memiliki fasilitas yang lengkap & baik – bukanlah indikasi tentang ketidak-zuhudan seseorang, apalagi jika itu dimanfaatkan untuk kemudahan da’wahnya..maka kendaraan Rasulullah saw adalah onta terbaik yang ada disana..

Sehingga Rasulullah saw mengomentari ‘kemewahan harta’ Utsman bin Affan ra. : “harta yang baik ditangan orang yang baik..”

Utsman bin Affan, pedagang kaya raya yang sangat zuhud terhadap dunia, sehingga dengan sangat ringan ia menginfaqkan 700 ekor unta beserta seluruh dagangannya untuk membiayai jihad fii sabilillah, bahkan ketika kafilah dagangnya itu belum sampai di pasar..

Jadi zuhud adalah perbuatan hati, lawan dari keserakahan & keterikatan hati pada dunia, tentang posisi dunia dihati seseorang bukan masalah quantity yang dimilikinya….

Allah tidak melarang kaya tetapi Allah meminta zuhud, agar kekayaan itu menjadi keberkahan.. !!

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 22 Januari 2009

Kejahatan Orang Baik

Tulisan ini di-inspirasi oleh sebuah tulisan sang inspirator muda yang saya kagumi dan saya cintai : Irwan,ST di blog yang selalu saya sempatkan untuk membacanya : inspirasibangirwan.blogspot.com

Setiap manusia, kadang hatinya terlanjur dikuasai oleh emosi, logikanya dipenuhi oleh informasi yang salah, persepsinya dituntun oleh kesempitan sudut pandang & kedangkalan ilmu, sikapnya kasarnya dibentuk oleh rendahnya budipekerti dan etika....

Ya, betapa banyak orang-orang baik yang sebenarnya tidak jahat hatinya - dari jenis yang seperti ini ditengah-tengah dunia

Maka, kepada mereka Rasulullah saw melarang sahabatnya, Abu Bakar ra, yang hendak menghentikan infaq & shadaqahnya, pada peristiwa fitnah Aisyah ra - Shafwan ra.

Mereka tidak jahat hanya saja tidak pernah membaca ayat-ayat Alqur'an tentang tabayun atau hadits-hadits tentang 40 alasan sebelum menuduh & berprasangka..

Mereka orang-orang baik, hanya saja tidak pernah berusaha meluaskan ilmu & cakrawala berpikirnya tentang Keindahan & Keadilan Islam serta gerakan sistematis untuk menegakkannya..

Mereka orang-orang yang tidak jahat, hanya saja selera rendah mereka telah beretemu dengan film-film serta virus-virus globalisasi - sehingga meruntuhkan akhlaq, etika dan budi pekertinya..

Begitulah 'kebodohan orang-orang baik & kerendahan selera' selalu membahayakan, menyibukkan dan tentu saja menghambat gerakan kebaikan..

Inilah juga yang membuat kita harus semakin jeli membaca peta persoalannya, semakin arif mensikapi fenomenanya, semakin sistematis menyusun langkah perbaikannya, semakin banyak membaca referensi-referensi & teori-teori yang ada, semakin sering bergaul dan menyatu dengan masyarakat tuk menyelidiki persepsi & logika yang dipakainya, semakin sering berdoa memohon petunjuk & hidayah kepada Allah...dan semakin sering mengurangi waktu tidur & istirahat kita..

[+/-] Selengkapnya...

Kemuliaan

Kesuksesan dan kemuliaan adalah dua hal yang memiliki dimensi yang berbeda, dalam ukuran-ukuran maupun sudut pandang penilaiannya..

Jika kesuksesan adalah ukuran terhadap HASIL perjuangan, maka kemuliaan adalah ukuran untuk PROSES-nya.

Jika kesuksesan & kemenangan bisa berlaku kolektif maka ukuran kemuliaan itu selalu pada dimensi personal

Seseorang bisa mulia walaupun mendapatkan kekalahan..
Para syuhada itu mulia dan mendapatkan derajat yang tinggi disisi Allah swt walaupun ia gugur & kalah dalam pertempuran..

Ia mulia karena kesucian niatnya, mulia karena kesungguhan amalnya, mulia karena besarnya pengorbanannya juga keberaniannya, ia mulia karena kegembiraan dalam kesulitan perjuangannya di jalan Allah, ia mulia karena ia tegar dan tak pernah merubah janji dan sumpahnya fii sabilillah..

Dan sebaliknya, bisa jadi kita menang secara kolektif, tapi secara personal sangat mungkin sebagian orang didalamnya tidak mendapatkan kemuliaan bahkan mungkin hina di mata Allah, pengorbanannya memang tidak sia-sia hanya saja secara pribadi ia mendapatkan kerugian..

Kemuliaan juga tidak berhubungan dengan posisi & kedudukan - yang seringkali menjadi ukuran kesuksesan - karena ia memang bukan sebuah karir struktural

Jika kesuksesan itu mencakup prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas & optimalisasi pada taktik dan strategi - maka kemuliaan itu menyangkut : motivasi & niat, komitmen & kesungguhan, tsabat & pengorbanan, semangat & keberanian

Jika kesuksesan menyangkut manajemen sumberdaya maka kemuliaan adalah masalah pengelolaan jiwa

Satu hal yang perlu kita sadari dengan baik, bahwa kemenangan dan kemuliaan adalah dua kosakata yang hanya akan hadir setelah ada pertempuran..

Oleh karena itu, jika seseorang itu benar-benar seorang muslim yang baik maka ia akan menyambut pertempuran dan selalu mempersiapkannya.. karena disanalah ia akan mendapatkan kemenangan dan meraih kemuliaannya..

Menyambut pertempuran adalah gambaran tentang jiwa & mentalitas para petarung yang selalu menunggu-nunggu momentum kehidupan - yang melintas pada jalan sejarah yang menjadi takdirnya..

Dan ketahuilah, tidak semua generasi di berkahi Allah dengan momentum itu pada masa mudanya..yang menjadi masa-masa terbaiknya

Betapa banyak tentara yang menghabiskan masa mudanya di barak-barak latihan sementara peperangan yang ditunggu-tunggunya justru terjadi di saat usianya telah tua, bukan pada masa-masa terbaik yang dimilikinya..

Sehingga para sahabat nabi dahulu, sampai menangis dan demikian kehilangan ketika ia tertinggal dalam sebuah kesempatan jihad fii sabilillah .. karena itu berarti terlewat sudah sebuah momentum untuk mengukir prasasti kemuliaan dirinya.. sebagaimana diabadikan Allah dalam QS.9:92

Maka, jadilah orang-orang yang menunggu-nunggu..!!

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 21 Januari 2009

Catatan ttg Pernikahan Indah

Sungguh obsesi tentang kehidupan yang terus bergelora menjadi penyebabnya, ..maka pada tahun 1993 saya menikahi seorang perempuan yang dikenal sebagai aktifis yang sangat bersemangat..
Awalnya, ada teman bak saudara yang berkisah tentang seorang perempuan Bugis, aktifis mahasiswa..eh mahasiswi dink, yang penuh semangat menyerukan sebuah cita-cita mulia..

Mendengar kisah semangat perempuan yang sungguh mempesona jiwa ini dengan keberanian, obsesi & cita-cita yang dimilikinya maka segera saja angan-anganku pun melambung... membayangkan seandainya aku bisa menjadi bagian dari kehidupan perempuan ini yang penuh gelora dan dinamika...

Sahabatku, mungkin engkau tidak percaya bahwa saya pun langsung melamar dan mendatangi orangtuanya sebelum saya kenal dan melihat sosok dirinya..haa..haa...ha, seperti kamu, orangtuanya pun kaget, heran, bingung dengan semua tindakan yang tidak seorangpun bisa memahami apalagi meyakini ketulusanku...

Tentu saja, keheranan mereka bertambah karena kami kemudian seolah mengadu idealisme & kesucian cinta, merasa bangga untuk tidak saling mengenali wajah..
Hanya, heroisme yang ingin kita patri menjadi prasasti bagi perkawinan suci kami...
Dan konsekwensinya adalah kami baru bertatap muka setelah resmi menikah, sehingga orangtua hingga mertua dan saudara menyebutnya sebagai kekonyolan tapi kami mengenangnya sebagai keindahan..!!!

Sahabatku,..perempuan bugis itu bernama SRI RAHMI
Kemuliaan cita-cita & keindahan gelora semangat-nya sungguh membuatku terpesona..ia telah memenuhi seluruh hayalanku tentang bagaimana cara menikmati hidup ini...benar sahabatku, memenuhinya dengan cita-cita..!!!

Bukankah Cinta adalah energi kehidupan sedangkan Obsesi & Cita-cita yang akan memberikan maknanya.. tanpa keduanya tentu saja hidup ini menjadi sangat hampa ..!!

[+/-] Selengkapnya...

KERESAHAN ( catatan 1 tahun lalu )

Wahai sahabatku..

Kabarkanlah beberapa rahasia yang kau punya tentang dunia, agar kusanggup menggapai, menggenggam sekaligus menguasainya, karena ia begitu tampak perkasa mengancam, mengintai, mempedaya, selalu ingin menindas dan menjajah - dan aku ingin membalikkannya..!!

Tidakkah kau sudi berbagi tentang postulat dan kerangka logika dari mana kita harus memulai..

Benar sahabatku, yang ingin kusimak darimu adalah cita-cita tentang kebangkitan dan keindahan romantika perjuangannya, tentang apa yang harus kita lakukan untuk memisahkan kebodohan & kemiskinan dari takdir umat ini..

Beratnya beban hidup telah membutakan hati mereka untuk justru perlu berbagi..

Kepenatan & keletihan seharian kerja telah membunuh semangat mereka untuk merancang rekayasa kebaikan & kesejahteraan bersama..

Kepedulian, ketulusan & kepahlawanan telah menjadi demikian langka, dan mereka hanya mengutuki nasib tanpa berusaha merubahnya, menjadikan materialisme sebagai kambing hitam tapi terus mengikuti fatwa budaya & menikmati ruhnya..

Saya menjerit-jerit terluka dan terus kecewa betapa mudahnya tipu daya sederhana ini bisa terus bekerja…

Wahai sahabatku..
Kamu tentu tahu kepedihan tidak selamanya membuat putus asa, adakalanya justru melahirkan mimpi-mimpi gila…

Maka saya pun mulai gila.. kadang merenung tapi kemudian meronta-ronta, berteriak-teriak dan menyeru-nyeru, yang saat ini saya yakin engkau pun mulai membaca gejalanya…

Benarkah diriku mulai gila, karena sebuah utopia kebangkitan itu telah kupandang sebagai sebuah keniscayaan bahkan keyakinan…. bagi umat ini, bagi bangsa ini..

Masalah kita sederhana begitu juga tipu dayanya maka penyelesaiannya pun kupandang demikian sederhana, sesederhana yang dilakukan oleh seorang laki-laki 1500 tahun yang lalu..

Perubahan mentalitas kemudian paradigma sebelum sistem dan tehnologi yang menunjangnya..maka kita akan DIGDAYA..!!!

Kebangkitan selalu membutuhkan energi besar & kemauan kuat (teori Quantum Ikhlas) bukan cuma keinginan kuat (teori The Secret), yang sebanding dengan skala ekspektasi & obsesi perindunya..

Saya dengan beberapa teman di makassar yang bercita-cita konyol setinggi langit, berusaha merangkai dan merakit segala kesaktian yang dimiliki oleh umat ini bagi kebangkitan itu..

Bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 2006 kami pun bersumpah didepan Notaris untuk melembagakan cita-cita konyol setinggi langit itu dengan nama BangKIT Institute..

Dr.Rhiza S Sadjad, orang sakti yang pernah bersemedi di Amerika Serikat mau menjadi Presiden untuk mimpi bodoh kami dan tentu saja aku mau mewakafkan diriku untuk menjadi sekretarisnya..

Benar sahabatku, mirip ketoprak, yang dari pentas kecil mereka mengangankan akan merubah dunia..

Sahabatku, tentu kamu tidak keberatan kan, untuk membaca mimpi kebangkitan kami, kemudian pasti kamu tidak keberatan kan untuk turut mewarnai nya agar menjadi tidak sekedar blue print gagasan tapi agar ia mewujud dengan indah pada dimensi yang bisa diraba..!!

INILAH MIMPI KAMI...!!

Kami menyebut deretan mimpi ini sebagai KEBIJAKAN DASAR sebagai Statuta pendirian BangKIT Institute :

Setiap negara selalu mempunyai tujuan nasional yang merupakan terjemahan dari cita-citanya untuk memberikan kesejahteraan, rasa aman, keadilan dan keamanan bagi seluruh rakyatnya. Para pendiri bangsa inipun telah pula merumuskan tujuan nasional bangsa Indonesia yang dicantumkan dalam konstitusi bangsa pada Pembukaan UUD 1945 : “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial .

Kita pun telah memahami bahwa, keutuhan dan eksistesi bangsa sesungguhnya dijalin oleh begitu banyak unsur dan keragaman potensi yang mendukungnya. Dan telah jelas bagi kita bahwa untuk membawa bangsa ini menuju kepada kemajuan dan kejayaannya, sungguh memerlukan kearifan dan menghendaki disiplin berpikir sistemik dalam mengelolanya.

Ketika para cerdik cendikia telah meyakini bahwa pembentuk kekuatan nasional adalah kumpulan dari kekuatan politik, ekonomi, sosial budaya, geografi, sumber daya alam, kapasitas industri, keuangan, jumlah penduduk, moral, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan militer aktif - maka sesungguhnya tidak ada alternatif yang lebih baik bagi kita untuk menata bangsa ini kecuali dengan mulai melakukan studi komprehensif secara serius atas keseluruhan unsur-unsur diatas untuk kemudian merumuskan kebijakan pembangunan dan pengembangan yang tepat dan efektif.

Disisi lain kita telah menyaksikan betapa bangsa-bangsa maju telah bergerak dengan sangat sistematis untuk mengejar keunggulan dan superioritasnya untuk bisa survive di era globalisasi. Sebuah tantangan dari realitas jaman di era The Borderless World, yang tak mungkin kita hindari.

Maka kehadiran kita disini haruslah bermakna peran, kesadaran kita haruslah bermakna inisiatif dan tanggungjawab kita haruslah bermakna gerak dan langkah nyata.

Untuk itulah BangKIT Institute lahir, sebagai sebuah wadah bagi seluruh anak bangsa untuk mengambil peran dan inisiatif, membangun dan mengembangkan belahan timur negeri ini secara konprehensif dan integratif, agar kawasan ini mampu memberikan kontribusi yang positif bagi kesejahteraan, kemajuan dan kekuatan bangsa, demi terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia.

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 19 Januari 2009

ANTARA CINTA dan CITA-CITA

Suatu ketika, seorang teman lama yang lebih dari 20 tahun tak pernah berjumpa mengirim kan sebuah email, meminta sharing pengalaman untuk sebuah keputusan apakah akan menyekolahkan anaknya di sebuah SMP luar kota (boarding school ) sehingga harus berpisah ataukah..?

Maka, aku mencoba memberikan perspektifku..tepatnya kami (bersama istriku)

Sungguh anak adalah tumpuan cinta & cita, itulah sebabnya mereka demikian indah bak permata menghiasi hidup kita..

Ya, cinta & cita adalah dua kosakata yang tidak pada semua masa ia mampu bersatu, ketika cita-cita harus berarti berpisah sementara cinta tak hendak melepaskannya..

Barangkali, saat itulah kita harus mengeja tidak lagi dengan cara yang sama,tetapi mulai membaca dari episode terakhirnya agar jiwa tak lagi gundah menjalani skenarionya..
Ya, membalik urutannya adalah cara sederhana menyatukan cinta dengan cita-cita, tidak mudah memang dan tentu saja membutuhkan banyak ritual baru tuk membuktikan bahwa cinta tak pernah jeda..

Empat tahun yang lalu, sungguh masa-masa tersulit bagi UMAR IZZUL ISLAM, anak kami, bocah 10,5 tahun (ia terlalu cepat disekolahkan) untuk memahami bahwa kami sungguh mencintainya, tapi dengan mendeportasi dirinya sebagai bukti terbesar perasaan kami itu.. sesuatu yang perasaan kamipun harus tercabik-cabik dahulu untuk menjalankan logikanya..

Tentu saja narasi indah tentang cita-cita - tak kan pernah cukup untuk menutup sayatan perpisahan - bagi siapapun yang demikian butuh pelukan kasih sayang perlindungan dalam kelemahannya..

Maka kami rasa tidak ada lagi jalan yang lebih bijak daripada mengajarkan mereka satu tema, yaitu tentang indahnya perjuangan & kepahlawanan - agar mereka mampu menahan semua sayatan-sayatan itu dengan kebanggaan & keterhormatan..

Sungguh, kami terus berdo’a meminta kepada Allah swt, agar segera datang suatu masa dimana mereka sudah mulai bangga dengan luka, sebagai tanda mereka telah menjelma menjadi singa..

Saat itu, semua tangisan hanya memiliki satu arti, yaitu kecintaan, rasa sayang & kemanjaan, dan tidak lagi bermakna ketakutan, kelemahan atau kecengengan..karena telah sempurna bingkainya

Maka momentum inilah yang kemudian harus benar-benar kita jaga dengan ritual-ritual sentuhan cinta yang baru, yang tak merobohkan kerangka psikologisnya..

Ritual itu adalah siraman lebat ungkapan cinta, pujian & kata-kata indah tentang betapa mulianya mereka, betapa bangganya kami ditakdirkan menjadi orangtuanya..bla.. bla..bla.. dan tidak lagi harus tanpa derai airmata..

Maka aneh, tak terasa semakin lama kitapun merasa semakin tegar tanpa kehilangan romantisme perasaan cinta sebagai ayah bundanya, hanya saja ia tampil dalam bentuknya yang lebih gagah..

Saya rasa, situasi inilah yang justru menjadi pelajaran & tempaan terbaik bagi jiwa, karakter & kepribadian mereka..bukan pada pelajaran akademis yang akan menjadi konsumsi otak dan teori-teori moral yang dikhotbahkan di kelas-kelas mereka..karena memang benar sasarannya berbeda, ilmu pengetahuan akan menajamkan logika dan memperkaya khazanah serta rencana kontribusi hidup mereka tapi bukankah lebih sempurna jika kita melengkapi dan merekayasa pula kekuatan kepribadian & karakter mereka untuk mampu mewujudkannya..

Saya kemudian mencoba untuk memilih, pada titik mana, sebuah rekayasa penempaan karakter paling efektif dan sekaligus aman untuk dijalankan..

Maka kamipun memilih pada masa SMP mereka, dengan logika bodoh seperti biasa, bahwa kalaupun gagal kami masih punya cukup waktu 3 tahun berikutnya – masa SMA – untuk melakukan recovery & meluruskan segala ekses psikologis & mentality yang terjadi jika proses tidak berjalan sempurna disana..

Maka, menarik kembali mereka pada masa SMA adalah postulat & perjanjian resmi yang kami buat bersama mereka..

Ini sekedar sharing ttg eksperimen ngawur pendidikan 2 orang anak kami, siapa tahu ada banyak usulan untuk ekperimen berikutnya, ada 4 orang anak lagi neh..!!

[+/-] Selengkapnya...

KEHIDUPAN

Kehidupan adalah lukisan yang kemudian memantul dan mewarnai sketsa persepsi, mengukir detail konsepsi, memantik saraf-saraf emosi manusia dan kemudian melahirkan reaksi-reaksi…. untuk sebuah lukisan baru kehidupan

Sensitifitas bakat yang tak sama, kacamata ilmu yang berbeda, begitu juga tebal tipis lensanya..dan tentu saja kisah-kisah takdir yang berbeda dari seluruh penghuninya adalah berkah bagi keindahan panorama & mozaik kehidupan..

Sungai bisa menggugah para pujangga tuk menderas bait-bait puisinya, pengusaha tersenyum dengan bisnis transportasi yang jadi peluangnya, para arsitek langsung memenuhi kepalanya dengan banyak sketsa jembatan indah yang mungkin dibangunnya, para petani memperhatikan debit airnya, para peternak mengamati ikan-ikannya, anak-anak bergembira bermain-main diatas batu-batunya sementara ibu-ibu mengkhawatirkan arus derasnya..

Begitulah, beribu-ribu pantulan akan menyajikan berjuta-juta mozaik baru kehidupan, berebut ruang untuk memberikan arti atas keberadaan dirinya.. ya sungguh terutama untuk dirinya sendiri..eksistensinya dalam jagad kehidupan

Berebut ruang ekspresi itulah yang kemudian menjadi istilah indah bagi sebuah pertarungan.. hakekat kehidupan

Miskin ekspresi sungguh sebuah bencana dari keberkahan eksistensi manusia, tentu saja terutama bagi dirinya... dan biasanya dikarenakan lemah & hilangnya sensitifitas, sehingga tak ada pantulan pada kehidupan.. ataukah memang tak ada lagi keberanian..!!

Maka demikianlah, ruang-ruang kehidupan ini akan TERUS DIREBUT dan hanya akan TERUS DIKUASI - hanya oleh mereka yang SENSITIF & BERANI..!!

[+/-] Selengkapnya...