Kamis, 05 Maret 2009

BENIH KEMAJUAN

Pertanyaan besar dalam sejarah kemanusiaan adalah : “Bagaimana menciptakan kemajuan ?”

Menciptakan kemajuan berarti membuat perubahan dan tentu saja setiap kemajuan besar selalu mensyaratkan perubahan besar sebagai benihnya. Ada satu kosakata berikutnya yang sering mengiringi tema perubahan yaitu : momentum.

Berbeda dengan istilah fisika, dimana momentum adalah hasil perkalian antara massa dengan kecepatan (p = m.v) - maka momentum perubahan sering dimaknai sebagai kejadian tertentu yang menjadi pemicu sebuah perubahan, barangkali dengan mengambil 'moment' sebagai akar kata pembentuk istilahnya.

Tapi, saya memahami momentum itu bukanlah pada ada tidaknya “moment istimewa” itu, tetapi lebih kepada bangkitnya kesadaran yang diikuti oleh kebutuhan / keterdesakan terhadap perubahan, sehingga ia menjadi pemicu ledakannya.

Oleh karena itu kekuatan perubahan itu sesungguhnya bukan pada pemicunya tetapi pada tingginya tingkat kesadaran seseorang.

Saya melihat ada tiga tipe manusia dalam mensikapinya, yaitu :

Pertama, manusia-manusia lemah, yaitu orang-orang yang justru tidak mampu membuat kemajuan dan perubahan apapun ketika dirinya lemah, tertindas & terdesak oleh sebuah peristiwa. Akal dan logikanya mati bersamaan dengan kematian mentalnya, kekerdilan jiwa dan kepengecutan telah membunuh semua kreatifitasnya dan satu-satunya alasan kenapa dirinya tidak maju adalah karena takdir demikian menindasnya.

Barangkali jumlah mereka yang begitu dominan pada masa lalu-lah yang membuat bangsa ini harus terjajah 350 tahun..juga menjadikan kita sebagai bangsa yang paling terlambat pulih dari krisis ekonomi bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti : Thailand, Malaysia bahkan Vietnam.

Kedua, manusia-manusia kuat, yaitu mereka yang mampu menjadikan ‘penindasan takdir’ itu menjadi sebuah momentum yang memicu kesadaran terhadap potensi yang dimilikinya… untuk melawan, membuat perubahan & kemajuan.

Orang-orang yang kuat mentality-nya..!!. Hanya saja mereka butuh ‘momentum’ yang bisa mendesak dan cukup menindasnya, agar ia terjaga dari tidurnya. Maka, tentu saja ia selalu terlambat.. karena keburukan selalu ia butuhkan untuk melahirkan kebaikan-kebaikan juga kekuatan, sama seperti cerita : “Popeye sang pelaut yang tidak pernah makan bayam ‘kesaktiannya’ kecuali setelah babak belur dahulu dipukuli Brutus”. Demikianlah, mereka orang-orang kuat tapi selalu terlambat menggunakan kekuatannya..!

Diluar mereka semua, ada sekelompok kecil manusia dari jenis yang luar biasa, yang demikian aktif membuat perubahan dan menciptakan kemajuan, tidak ada sesuatu yang mendesak dirinya, kecuali satu hal saja : obsesi.

Obsesi bukanlah peristiwa, ia hanyalah visi imajinatif tapi begitu nyata, sangat kuat membangkitkan seluruh kesadarannya, menggesa kemauan & membakar tungku-tungku semangat jiwanya..

Orang-orang yang obsesif ini tidak lagi membutuhkan ‘moment’, peristiwa atau kejadian apapun di lingkungan sekitarnya – untuk memicu perubahan-perubahan besar dirinya. Visi & mimpi-mimpi itu telah meledakkan seluruh kesadarannya sehingga seluruh waktunya adalah momentum-momentum.. semuanya !!

Inilah yang menjadikan orang-orang yang obsesif & visioner senantiasa melesat lebih cepat, life-speed atau ritme hidupnya demikian tinggi & efektif, maka kita melihat seolah-olah mereka kehabisan waktu senggangnya..

Manusia-manusia dari jenis yang ketiga inilah yang saya maksud dengan benih-benih kemajuan itu, yang selalu dibutuhkan oleh semua bangsa untuk melahirkan kebangkitannya..!

Maka, marilah kita perbanyak jumlah mereka..!!

Tidak ada komentar: