Membunuh seseorang adalah sebuah tindakan kriminal paling berbahaya, kejahatan tiada tara karena ia melenyapkan kehidupan. Tidak ada satu negara atau peradaban pun yang memaafkan pembunuhan yang disengaja apalagi dengan perencanaan (kecuali untuk membela diri ).
Biasanya kasus pembunuhan diakibatkan oleh dua hal saja, yaitu kalau bukan bermotifkan dendam atau kebencian, maka seringkali ia dilakukan hanya karena ia adalah sebuah jalan pintas yang paling sederhana untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan..
Saya tidak ingin menuliskan tentang pembunuhan nyawa, tapi saya sedang tertarik untuk menulis sebuah bencana tentang pembunuhan jiwa..
Dalam sebuah hadits yang demikian terkenal dan sungguh tak terbantah, Rasulullah saw menjelaskan bahwa inti dari jiwa manusia adalah hatinya (qalbu), sehingga jika ia baik maka akan baiklah seluruhnya tapi jika ia rusak maka rusak pula seluruh jiwanya..
Benar sahabatku, ini adalah cerita tentang pembunuhan jiwa manusia, kisah tentang pembunuhan qalbu atau hati secara sistematis tapi… tanpa sengaja !
Saya melihat tragedinya..
Ketika jiwa-jiwa yang akhirnya terbunuh itu pada awalnya adalah manusia-manusia yang demikian mendamba untuk menikmati hidup, yang menyangka bahwa fasilitas & uang adalah kuncinya..tapi sayang takdir seolah tak berpihak pada mereka. Jumlah mereka sungguh banyak tak terkira.
Hingga kemudian datanglah serombongan orang bak pujangga yang mengalirkan kata-kata hikmah untuk menghibur tapi dengan sebuah logika & solusi yang terlampau sederhana : “berpalinglah dari dunia dan jangan lagi mengejarnya, ia tak patut dipuja, dan sungguh betapa tak berharganya dunia dibadingkan dengan akherat yang abadi disana, betapa buruknya ambisi dan betapa mulianya kebersahajaan, kebeningan jiwa adalah kunci kebahagiaan bukan harta benda, tahta apalagi wanita yang sungguh semuanya justru adalah cobaan yang akan menggelincirkan keimanan & ketaqwaan……”.
Saya sungguh melihat tragedinya..
Betapa deretan kata-kata indah bak mutiara itu benar-benar menyejukkan ketidakberdayaan mereka, betul-betul memalingkan focus dan pandangannya, mematahkan cita-cita dan angan-angan, meredam hasrat keduniaan - demi ketenangan, kebersahajaan, kepasrahan yang di definisikan sebagai kebahagiaan dan puncak spiritualitas.. !
Ektasi ini demikian efektif bekerja, bagai morphin ia sungguh melenakan dari penderitaan - karena ada kepingan saraf yang dimatikan, ya benar…saraf-saraf kepingan hati tentang obsesi & hasrat pada benda-benda dunia, yang sungguh diperlukan untuk membangun sebuah peradaban.
Padahal solusinya demikian sederhana, anda dapat meraih kebahagiaan, ketenangan, menikmati kehidupan – jika anda mau mempersepsi situasi “SAAT INI” dengan kesyukuran & penerimaan. Kesyukuran & penerimaan tehadap apa yang SAAT INI ditakdirkan untuk anda - akan memberikan sensasi menikmati bukan lagi kekecewaan dan penderitaan yang mendera jiwa.
Ya benar, meraih kebahagiaan dan ketentraman jiwa adalah dengan mensyukuri & menikmati “SAAT INI” yang ditakdirkan, bukan dengan memalingkan focus & pandangan atau mengutuk dan menistakan dunia & segala hal yang gagal kita dapatkan.
Anda harus pandai-pandai menghidupkan saraf-saraf syukur & penerimaan di hati dan qalbu, bukan dengan malah membunuh & mematikan saraf-saraf (lain) hasrat & obsesi yang justru anda butuhkan untuk melipatgandakan etos & semangat untuk meraih apa yang gagal anda dapatkan saat ini.
Janganlah anda menjadi pemburu-pemburu kekayaan spiritualitas, yang mendapatkan buruannya dengan membunuh dan memporakperandakan secara brutal - kepingan-kepingan saraf jiwa yang demikian berharga bagi kemajuan kehidupan & peradaban manusia…kepingan-kepingan hati yang menyimpan obsesi. Sungguh ini sebuah kebiadaban dari - niat baik, keikhlasan yang bertemu dengan kebodohan.
Betul-betul tidak pantas disebut ‘olah jiwa’, jika ketenangan diciptakan oleh kepasrahan, ketentraman diperoleh dengan mematikan hasrat, kepuasan diraih dengan memenggal mimpi.. ya, benar-benar tak ada sedikitpun yang diolah, hanya dibunuh, dipenggal dan hapuskan..!!
Saya sungguh melihat tragedinya..
Kriminalitas yang demikian biadab pada pada jiwa-jiwa masyarakat, yang menjadikan mereka mati tapi dinamakan ketenangan, mereka sungguh pasif & apatis tapi dipuji bahwa itulah tanda hatinya telah tentram, tak ada semangat & etos untuk masa depan tapi disebutnya sebagai puncak kesyukuran..
Kebiadaban ini telah menghancurkan dan meluluhlantakkan kejayaan. Peradaban melorot pada jurang kemiskinan dan keterbelakangan…maka kita kemudian ditaklukkan !!.
Maka sungguh, kriminalitas & pembunuhan jiwa-jiwa ini harus segera dihentikan..!!
Menghidupkan hati adalah menghidupkan semua elemen-elemen syarafnya, agar kita kaya rasa., semakin sensitive serta peka, mampu memaknai dan memandu semua hasrat menjadi gelora kebaikan, kemajuan dan semangat penaklukan dunia..tentu saja ketaqwaan sebagai rajanya, sebagaimana Nabi Sulaiman as – yang digdaya..!!
Wahai sahabatku, jangan pernah berpaling dari dunia tapi sungguh, taklukkan dia..!!!
Kamis, 05 Maret 2009
ITU KRIMINALITAS..!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar