Jumat, 23 Januari 2009

KEZUHUDAN

Diawali kisah 2 orang pedagang, saya mendapatkan kesadaran baru tentang kuzuhudan.

Seorang penjual gorengan di pasar Tanah Abang Jakarta, dengan gerobak rodanya menjual tahu, tempe, singkong dan pisang molen. Demikian tekun ia bekerja sejak matahari belum terbit - untuk berbelanja bahan-bahan jualannya di pasar yang cukup jauh, demi mendapatkan harga murah yang akan memperbesar keuntungannya. Karenanya shalat subuh tak lagi jadi kebiasaannya. Dan karena ia merangkap bagian produksi (menggoreng) sekaligus marketing dan kasir , ditambah dengan karakter pembeli yang suka gorengan hangat membuat ia menjadi sangat sibuk dan ‘terpaksa’ shalat dhuhur & asar bahkan maghrib sering menjadi korban kegigihannya..

Di tempat yang sama, pasar Tanah Abang , seorang pemilik 10 kios yang menjual kain & pakaian dengan 50 orang karyawan, tampak tidak terlalu sibuk bekerja, dan dengan ringan ia segera menyambut semua panggilan adzan sambil mengingatkan seluruh karyawannya untuk shalat bergantian. Ia juga tekun berbisnis sambil terus menjaga waktu shalatnya.


Pertanyaannya, siapakah diantara 2 pedagang ini yang lebih ‘kemaruk’ dunia ? – rasanya sang penjual gorengan bukan.. Siapakah yang lebih zuhud terhadap dunia ? – kayaknya sang pemilik 10 kios kan..

Zuhud terhadap dunia adalah masalah keterikatan hati dengan dunia hingga melupakan akherat, zuhud itu tidak ada hubungan sama sekali dengan QUANTITY asset yang dimiliki seseorang, zuhud itu hanya berhubungan dengan POSISI keduniaan itu, apakah ditangan ataukah menguasai hati..

Oleh karena itu Rasulullah saw mengungkapkan : “kefakiran itu mendekatkan pada kekufuran..”

Bahwa kemiskinan itu justru sering membuat orang tidak mampu bersikap zuhud – membuat hajat keduniaannya meluap-luap hingga mendominasi hati dan sebagian besar waktunya dan tinggal sedikit waktu untuk Rabb-nya. . sebagian tukang becak & tukang parker menunjukkan faktanya

Walaupun tidak sedikit orang kaya yang juga tidak mampu bersikap zuhud – keserakahan terhadap dunia membuatnya terus kehausan dan menghabiskan seluruh umurnya untuk menumpuk-numpuk dan menimbun harta..sebagaimana dijelaskan dalam QS. At Takatsur – gambaran orang-orang kaya yang bermental miskin, karena yang miskin adalah jiwanya..

Memiliki fasilitas yang lengkap & baik – bukanlah indikasi tentang ketidak-zuhudan seseorang, apalagi jika itu dimanfaatkan untuk kemudahan da’wahnya..maka kendaraan Rasulullah saw adalah onta terbaik yang ada disana..

Sehingga Rasulullah saw mengomentari ‘kemewahan harta’ Utsman bin Affan ra. : “harta yang baik ditangan orang yang baik..”

Utsman bin Affan, pedagang kaya raya yang sangat zuhud terhadap dunia, sehingga dengan sangat ringan ia menginfaqkan 700 ekor unta beserta seluruh dagangannya untuk membiayai jihad fii sabilillah, bahkan ketika kafilah dagangnya itu belum sampai di pasar..

Jadi zuhud adalah perbuatan hati, lawan dari keserakahan & keterikatan hati pada dunia, tentang posisi dunia dihati seseorang bukan masalah quantity yang dimilikinya….

Allah tidak melarang kaya tetapi Allah meminta zuhud, agar kekayaan itu menjadi keberkahan.. !!

6 komentar:

Senoaji mengatakan...

cerah....sudah..
andaikan yang khotbah di sholat Jumat seperti anda, pastilah hanya damai yang tertanam dalam jiwa, bukannya ngajak perang terus diancam2 neraka terus, suatu waktu bisa jadi orang jengah untuk jumatan walopun harus

tabiek
senoaji

Bang Irwan mengatakan...

Woalah...kang Seno udah duluan toh...

Aku telat lagi nie masuk ruang kelas buat ngikutin "pelajaran hidup hari ini"

Yowess nda' apa2... aku senang sdh ada teman kelas, soalnya dari kemaren2 kelas ini dibuka, cuman aku yang daftar jadi muridnya...

Tapi aku pastiin kang Seno nda' nyessel gabung d kelas ini, banyak mutiara hikmahnya insya Allah...

Umi Rina mengatakan...

"Wahai anak Adam, melongggarkanlah engkau untuk beribadah kepada-Ku, maka akan mencukupkan Aku pada hati engkau dan menutup Aku pada kefakiran engkau. Tetapi jika engkau tidak mengerjakannya, maka akan memenuhi Aku dengan hati engkau repot dan tidak akan menutup Aku pada kefakiran engkau."(HR.Ibnu Majah)

Nyambung nggak nich Pak Ustad??? :)

Nadhif Deep mengatakan...

Dani Jember
Alhamdulillah....
satu pelajaran baru bagi kita akan makna dan arti kezuhudan, zuhud berarti ketatapan pada hati kita akan dunia. Ya Allah taruhlah dunia di tangan kiriku dan akhirat di hatiku... dan Berbuatlah untuk duniamu seakan engkau akan hidup selamanya dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan engkau akan mati besok, jadi bukan berarti kita harus miskin agar menjadi zuhud... bukan begitu ustadz? Salam sayang dari Jember.......

ummu ahmad mengatakan...

subhanallah, harus dipublikasikan nih.
syukran taz

Unknown mengatakan...

Ngapusi