Senin, 19 Oktober 2009

Renungan ..tentang FACEBOOK

Seorang sahabat yg sangat kuhormati, mengirimiku sebuah tulisan yang saya rasa perlu untuk kita renungkan... lebih kurangnya, begini…:


Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari. Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa. Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasi yang ditunggu-tunggu : "siapa calon bapak si jabang bayi ?"

Ada khabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang selebritis yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.

Wuiih......mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi. Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.

Wuiiih...... ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun diketahui orang, dikomentarin orang bahkan mohon maaf.. dilecehkan orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah : KESENANGAN..!.


Fenomena itu bernama FACEBOOK..!
Setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentari orang lain. Lupa atau malah sengaja, hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga justru menjadi kebanggaan di tampilkan di statusnya.

Lihat saja beberapa status facebook :

Seorang wanita menuliskan : Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya.....? -- kemudian puluhan komentar bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan “mau ditemanin? dijamin puas deh.."

Seorang wanita lainnya menuliskan : Bangun tidur, badan sakit semua, biasa....habis malam jumat ya begini.. -- kemudian komentar-komentar nakal pun bermunculan. ..

Ada yang menulis : bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi... -- kemudian pelecehan-pelecehan pun bertebaran.

Ada pula yang komentar di wall temannya : eeeh ini si anu ya ...., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu.... --- lupa kalau si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis.

Seorang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya : habis minum jamu nih...., ada yang mau menerima tantangan ? --- langsung berpuluh-puluh komentar bodoh datang.

Ada yang hanya menuliskan : lagi bokek, kagak punya duit...
atau ada juga yang sekedar yang nulis : mau tidur nih, panas banget...bakal tidur pake dalaman lagi nih.

Dan ribuan status-status yang numpang beken dan sekedar pengin mendapat sambutan-sambutan konyol facebooker lainnya.
Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.

Ada yang lebih kejam dari sekedar fitur 'status' pada facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri sendiri pada hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu ditampilkan.

Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru saj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek... ..padahal sebagian besar yg didalam foto tersebut sudah pada berjilbab..

Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berubah dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan islami, foto saat jahiliyah dulu.. saat bersama teman-teman prianya bergandengan dengan ceria....

Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang.

Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah...., yaitu Muhammad SAW, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan dirinya dan keluarganya.

Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah ra, : Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?, maka Istri tercinta, sang humairah, sang pipi merah Aisyah menjawab : Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini.
Rasul dengan senyum teduhnya berkata : baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini.
Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada makanan di rumah Rasulullah saw.. ..

Ingatlah Abdurahman bin Auf r.a mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah, ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya, maka abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar.
Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan KEMULIAAN hidupnya.

Bahwa KEHORMATAN menjadi salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah, bersabda, : Malu itu sebahagian dari iman. (Bukhari dan Muslim).

Dan fenomena di atas inilah yang patut kita renungkan, hegemoni kesenangan semu yang dibungkus dengan fatamorgana keakraban, yang ditampilkan dengan celoteh vulgar & konyol dalam status pada facebook, yang melindas semua tata krama tentang malu, tentang menjaga kehormatan diri dan keluarga.

Padahal, Rasulullah SAW menegaskan dengan sindiran keras kepada kita : Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau. (Bukhari).

Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.

Tidakkah kita suka untuk menjaga, para wanita yang menemukan jati dirinya, yang telah dibukakan cahayanya oleh Allah, yang melakukan inqilabiyah, tershibghoh, tercelup dan terwarnai cahaya ilahiyah... betapa akan teriris hatinya melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh orang yang mengaku... sebagai teman, sebagai sahabat..?

Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu, mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita. Simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan kesenangan, gurauan konyol membuat Iffah kita luntur...dan lenyap tak berbekas.

(Demikianlah tulisan itu dengan sedikit edit seperlunya )

OPINIKU :

Pedang itu sungguh sangat tajam, berhati-hatilah menggunakan pedangmu, juga waspadalah pada pedang-pedang teman-temanmu..tentu saja juga pedang musuhmu..!!

Aku melihat, banyak nian orang-orang pandir yang juga berpedang, anda bisa melihat dari goresan-goresan yang dibuatnya..

Hmm...pedang itu adalah FACEBOOK..!!!

3 komentar:

sigit mengatakan...

facebook memang perangkap yang membuat kita menjadi yang seperti Rasulullah katakan, buih di lautan. membuat kita terjebak pada kelaziman berkedok kemerdekaan. sayang banyak ikhwah kita juga sering menulis status BODOH di facebooknya. ada status begini "baru jam 10 pagi mata sudah 5 watt".. temen2nya tahu bahwa tadi malam si penulis status habis itikaf, komennya pun seperti yg diharapkan "wah hebat itikaf terus" dll. belum status bodoh lain.

emang facebook bikinan yahudi pinter pak, mark zuckenberg..

Anonim mengatakan...

Setuju banget sama renungan ini..terima kasih telah membuka pintu hati yang bodoh ini...mulai sekarang dan seterusnya akan lebih berhati-hati lagi dalam bermain facebook....

terima kasih

yani mengatakan...

catatan tambahan dariku yang bukan pengguna facebook: http://triyanifajriutami.wordpress.com/2010/01/19/facebook-privasi-bukan-norma/